TARI MUNG DHE
- Selasa, 05 Februari 2019
- smkpgri1nganjuk
- 3 komentar

Beliau adalah bapak Sudiono, menurut informasi yang saya dapat, beliau merupakan salah satu pencipta tari Mung Dhe dari generasi ke 3. Keseharian beliau membuat kerajinan wayang timplong. Kedatangan saya ke rumah bapak Sudiono di kecanatan Baron bersama tim ekstra tari Rukmakesara SMK PGRI 1 Nganjuk untuk mencari informasi dan belajar tentang tari asli Nganjuk salah satunya adalah tari Mung Dhe. Beliau dengan sabar menceritakan dan mempraktikkan detail gerak tari Mung Dhe. Beliau adalah bapak Sudiono, menurut informasi yang saya dapat, beliau merupakan salah satu pencipta tari Mung Dhe dari generasi ke 3.
Keseharian beliau membuat kerajinan wayang timplong. Kedatangan saya ke rumah bapak Sudiono di kecanatan Baron bersama tim ekstra tari Rukmakesara SMK PGRI 1 Nganjuk untuk mencari informasi dan belajar tentang tari asli Nganjuk salah satunya adalah tari Mung Dhe. Beliau dengan sabar menceritakan dan mempraktikkan detail gerak tari Mung Dhe. Tari Mung Dhe adalah tari tradisional yang berasal dari Desa Garu, kecamatan Baron, Nganjuk. Dalam tari ini bertemakan kepahlawanan dan cinta tanah air, heroik, patriotisme. Selain itu tari ini berkaitan erat dengan kalahnya prajurit Diponegoro yang dipimpin oleh Sentot Prawirodirdjo).Dalam tari ini menggambarkan beberapa prajurit yang sedang berlatih perang yang lengkap dengan orang yang membantu dan memberi semangat kepada kedua belah pihak yang sedang latihan. Pihak yang membantu dan memberi semangat, di sebut botoh. Botohnya ada dua yaitu penthul untuk pihak yang menang dan tembem untuk pihak yang kalah. Sikap dan tingkah laku kedua botoh ini gecul atau lucu, sehingga membuat orang lain yang menyaksikan tari Mung Dhe, terkesan tegang dan kadang merasa geli, karena yang berlatih perang memakai pedang, sedangkan botohnya lucu .Secara keseluruhan, tari Mung Dhe melibatkan 14 pemain dengan masing-masing peran pada awalnya, yaitu:
• 2 orang berperan sebagi penari /prajurit.
• 2 orang berperan sebagi pembawa bendera.
• 2 orang berperan sebagai botoh
• 8 orang berperan sebagai penabuh /pengiring.
Pada perkembanganya sekarang hanya melibatkan 12 orang, yaitu 6 alat untuk 6 orang pemain. Di dalam pengaturan organisasi tari Mung Dhe untuk penarinya adalah laki-laki serta perempuan dan dalam tingkatan usia dewasa [baik yang menikah atau yang belum]. Pada perkembangan sekarang ini, tari Mung Dhe sering ditampilkan pada acara-acara yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Nganjuk, seperti Pemilihan Duta Wisata, maupun Grebeg Suro, maupun Jamasan Pusaka, serta saat Upacara Wisuda Waranggono.
3 Komentar
"Bpk Sudiono berasal dari dusun garu RT 01 RW 01 desa Garu kecamatan Baron kabupaten Nganjuk. Beliau sudah meninggal kurang lebih 2 / 4 tahun yang lalu. Semoga amal ibadah beliau di terima Tuhan YME."
"Selamat pagi, saya mendapat tugas dari pihak sekolah untuk melakukan observasi budaya, dan dengan melihat artikel ini ingin menanyakan sesuatu. Dimanakah spesifik rumah bapak sudiono ini? Apakah beliau masih ada? Terimakasih"